Saat Kena Razia Aksi Polantas Vs Kingers Penjual Krupuk Ini Bikin.... !!!
Selepas menunaikan sholat dzuhur di salah satu mesjid di Bilangan Petojo, Jakarta Pusat, banyak pekerja lepas, karyawan yang bertugas di lapangan, dan pedagang keliling tampak beristirahat sejenak melepas lelah.
Duduk di depan teras mesjid sembari mengobrol ngalor ngidul. Dari mulai politik, ekonomi, hukum, sampai gosif para selebrity pun menjadi bahan obrolan.
Tiba-tiba datang pedagang kerupuk keliling, Sumarno, yang setiap hari memang sering singgah untuk melaksanakan ibadah sholat dzuhur di mesjid tersebut. Hari itu, pedagang asal Pekalongan ini tampak muram.
Setelah sholat, Sumarno yang sedikit lebih segar ini menceritakan bahwa ia baru saja berurusan dengan Polisi Lalu Lintas (Polantas) lantaran lupa menyalakan lampu depan sepeda motornya ketika melintas di Perempatan Jalan Cideng, Jakarta Pusat.
“Saya baru saja dicegat Polantas karena lupa nyalain lampu depan motor.
SIM saya punya, STNK ada, Polantas itu bilang
" kok lampu motor rx-kingnya ko ga dinyalain kenapa?? bapak melakukan kesalahan dan kena tilang". Saya jawab, "baik Pak saya salah, tilang saja"
" kok lampu motor rx-kingnya ko ga dinyalain kenapa?? bapak melakukan kesalahan dan kena tilang". Saya jawab, "baik Pak saya salah, tilang saja"
Tapi, bukannya memberikan surat tilang, malah Polantas itu bilang
" punya duit berapa sampean.?. "
" punya duit berapa sampean.?. "
Saya jawab "saya Cuma punya Rp.10.000,-."
Dan Polantas pun langsung memasukannya kedalam sakunya”papar Sumarno kepada orang yang berada di Mesjid, termasuk saya. ungkap Sumarno,
ternyata setelah itu oknum Polantas tersebut langsung mengambil 2 plastik kerupuk yang menggantung di belakang sepeda motornya.
Dan Polantas pun langsung memasukannya kedalam sakunya”papar Sumarno kepada orang yang berada di Mesjid, termasuk saya. ungkap Sumarno,
ternyata setelah itu oknum Polantas tersebut langsung mengambil 2 plastik kerupuk yang menggantung di belakang sepeda motornya.
“Gak ada basa-basinya langsung main comot aja”cetusnya.
Karena masih lampu merah, katanya, ternyata Polantas lain pun ikut mengambil kerupuk miliknya.
“Bagi dong Pak. Ko saya gak dibagi. Enak nih kerupuknya.”kata Sumarno menirukan salah satu oknum Polantas yang ikut makan kerupuk dagangannya. “Bukan masalah harganya, tapi caranya itu Mas. Seharusnya para Polantas itu mikirnya bagaimana rasanya mencari uang seperti saya. Mending saya ditilang. Pokoknya saya gak ikhlas. Lebih baik saya kasih ke orang yang benar-banar tidak mampu”keluhnya.
Ketika ditanya saya berapa penghasilan Sumarno setiap harinya, Ia mengaku hanya meraih mendapat uang sekitar Rp.30.000, -/ harinya. “Harga kerupuk dari agen setiap kantongnya Rp.300, saya jual lagi ke warung Rp.400,. Saya cuma dapat untung Rp.100. Buat beli bensin Rp.5000, makan, sisanya ditabung buat bayar cicilan motor dan kontrakan”ungkapnya. “Memangnya cukup Pak?”kata Penulis bingung.
“Yah jelas gak cukup, tapi saya cukup-cukupin aja, selebihnya saya cari kerja serabutan. Yang penting bisa bertahan hidup. Alhamdulillah yang namanya rezeki itu bukan dari banyaknya tapi keberkahannya. Mungkin Polantas tadi gajinya kurang Mas”kata Sumarno yang memang dikenal taat beribadah ini. “Ngenes saya denger cerita Pak Marno. Tega banget Tuh Polantas, masa sama orang kecil seperti itu.”Kata Heri, Marketing sebuah perusahaan pembiayaan sepeda motor ini prihatin.
sumber >> www.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar