Ketika lampu merah di jalan berwarna hijau disaat itulah mereka menarik gas sekuatnya. Disinilah seorang Joki menjalani kenekatan. Baginya, jalanan adalah saksi dan motor menjadi bukti kehidupan seorang Joki.
Bagi Joki atau pembalap motor liar kecepatan adalah kehidupan. Mereka berani duel balapan di jalan raya meski hanya diterangi lampu jalan tanpa dilengkapi pengaman apapun. Semuanya itu untuk menentukan siapa yang menjadi raja jalanan
Menang berarti senang dan kalah berarti payah dan tak dapat apa-apa.
Bagi Teteh Inux Blazer menjadi seorang Joki ibarat nafas bagi hidupnya. Perawakannya yang sederhana tentunya akan membuat Anda tak menyangka jika ia penantang maut diatas motor.
Ia
menghadapi ini karena membalap adalah kesenangan yang tak ternilai dengan
apapun.
mencintai motor rx-king ketika ia masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Semua dilakukannya karena ia tergila-gila dengan yang namanya rx-king. Meski baru menginjak kelas 2 SMP dan sudah pandai dengan mesin rx-king, ia mulai tertarik untuk menjadi Joki. Alhasil Teteh Inux dipercaya oleh teman-temannya untuk menjadi Joki. Menjadi Joki karena butuh uang? Tidak juga. Ia melakukan itu karena ia tahu kalau kesenangan membalap bisa ia dapatkan langsung diatas motor yang ia gas sendiri. Tadinya ia suka memperhatikan bagaimana Joki motor melaju didepannya dengan kecepatan tinggi. Ia suka membayangkan kesenangan yang didapat seorang Joki dan kini ia bisa merasakan kecepatan adrenalin mengalir di jantung dan urat nadinya.
Inux menyadari jika untuk menjadi seorang Joki perlu keahlian. Pertama tentunya haruslah mengerti tentang mekanik agar ia tahu mesin motor apa yang kuat meski dipacu hingga lebih dari 150 km/jam. Kemudian mengenali kemampuan ban, rem, oli hingga karakteristik bahan bakar yang sesuai untuk kecepatan tinggi. Tapi, mengenali mesin baru sekulit ari dari seorang Inux. Baginya yang paling menentukan untuk seorang Joki adalah keberanian. Nyali seringkali berhadapan dengan intuisi. Dia bisa tahu karakter musuh yang ia hadapi. Apalagi jika ia punya “feeling” kalau lawannya berniat untuk mencelakakannya. “Daripada ‘dimakan’ mendingan ‘makan’ duluan” begitu prinsip Teteh Inux untuk menghadapi lawannya. Baginya keberanian sangat mempengaruhi kemenangan atas lawannya ketika balapan diatas aspal.
Makin Ngebut
Makin Dekat Maut
“Semuanya untuk kesenangan aja. Tapi kalau sudah kena musibah kecelakaan? Apa boleh buat?” ujar Teteh Inux sambil ngemil French Fries menjelaskan alasan mengapa ia menjadi seorang Joki dan risiko yang ditanggungnya. Bagi kita mungkin sudah pernah mendengar bagaimana mengerikannya kecelakaan yang diakibatkan dari balap liar. Ada yang patah kaki, memar luka dalam hingga kematian. Semuanya adalah kenyataan dan bukan isapan jempol untuk menakuti pembalap lainnya.
“Semuanya untuk kesenangan aja. Tapi kalau sudah kena musibah kecelakaan? Apa boleh buat?” ujar Teteh Inux sambil ngemil French Fries menjelaskan alasan mengapa ia menjadi seorang Joki dan risiko yang ditanggungnya. Bagi kita mungkin sudah pernah mendengar bagaimana mengerikannya kecelakaan yang diakibatkan dari balap liar. Ada yang patah kaki, memar luka dalam hingga kematian. Semuanya adalah kenyataan dan bukan isapan jempol untuk menakuti pembalap lainnya.
Joki tetaplah seorang manusia. Meskipun
Inux memiliki jam terbang yang tinggi namun ia sadar jika kecelakaan
selalu mengintai setiap ia nge-track di jalan. Namun masalahnya seringkali
nyali berhadapan dengan “feeling”. Disinilah ia menghadapi dilema dalam
hitungan sepersekian detik, apakah ia harus mengikuti nyali atau perasaannya.
Semua itu tergantung pada suara hatinya.
semoga menjadi inspirasi dari kisah ini.. share ke dulur yang lain ya biar mereka pada tahu
sumber >> motodreamagazine
Tidak ada komentar:
Posting Komentar